Kamis, 18 Desember 2008

Seminari Itu Penting


Oleh Pius Aprilman Telembanua dan Yusuf Nataeli Lase

“Imam itu penting. Maka seminaris itu juga penting”, tegas Sekretaris Komisi Seminari KWI, Romo Dominikus Gusti Bagus Kusumawanta, Pr, ketika mengunjungi para seminaris di seminari Menengah Santo Petrus Keuskupan Sibolga, kamis (18/9). Seminari Menengah Santo Petrus sekarang ini dihuni 51 seminaris (siswa calon imam). Pada pertemuan tersebut tampak hadir Rektor Seminari menengah Santo petrus Romo Aloysius Barut, Pr, pastor Paroki St. Theresia Liseaux Sibolga Romo Alfons Ampu Pr dan staf Semianri, yakni Romo Ando Gurning, Pr, Romo Gusti Faran, Pr dan Fr. Postinus Gulö , OSC.

Kepada para semianris, Romo Wanta, demikian dia disapa mengatakan, para semindis adalah generasi penerus dan tokoh-tokoh gereja yang kelak akan menjadi imam. Imam itu di mana-mana selalu dibutuhkan. Tugas yang mereka emban juga sangat mulia. Memberkati dan memberi pelayanan, baik terhadap orang hidup maupun menguburkan orang mati. Oleh akrena itu para semianris harus menyadari bahwa dirinya sangat dibutuhkan umat. “Mulai sekarang hendaknya para semianris harus mampu menunjukkan bahwa dirinya sangat penting melalui perilaku dan intelektualitas”, pesan Romo Wanta.

lebih lanjut, Imam praja dari Keuskupan Denpasar Bali ini menjelaskan, perilaku ideal seorang seminadi adalah sopan, disiplin, tidak mencuri, pedulu terhadap orang lain dan mampu bekerjasama. Dari segi intelektual, para semianris hendaknya lebih unggul dari siswa non seminaris. “Tunjukkanlah bahwa diri anda adalamh seorang siswa istimewa, yang dikhususkan demi menggembalakan umat Allah kelak”, tegas pengurus Gerakan Orang tua asuh untuk seminari (GOTAUS) ini.

Mengingat imam diosesan keuskupan Sibolga makin sedikit, Romo Wanta menyarankan agar para semiandi lebih memenuhi kebutuhan imam Keuskupan Sibolga terlebih dahulu. Namun dia juga menandaskan bahwa tidak tertutup kemungkinan untuk masuk ke tarekat lain. Pada kesempatan ini, Romo Wanta menawatkan kepada para semianris agar seminari menengah Santo Petrus bersedia menjadi tuan rumah pada pertemuan seminaris se Regio Sumatera 9Seminari Menengah Santo Petrus Sibolga, Seminari Menengah Christus Sacerdos Medan, dan seminari menengah St. Paulus Palembang). Tawaran ini disambut dengan tepuk tangan para seminaris. Artinya para seminaris Keuskupan Sibolga bersedia menjadi tuan rumah.

Pada kesempatan ini, para seminaris mengungkapkan agar mereka tidak ganya dibina dari segi intelektualitas saja, tetapi juga dari segi kerohanian. Menurut mereka, kegiatan kerohanian sangat penting dipikirkan kelancaranya. Kegiatan kerohanian seperti rekoleksi retret, pendalaman Alkitab seharusnya memiliki tempat khusus di seminari Menengah keskupan Sibolga.

Mereka juga mengungkapkan, banyak anak muda dari keluarga-keluarga kaya jarang yang masuk Seminari. Karena dalam seminari mereka tidak bisa menikmati kemewahan amteri seperti di luar Semnari. Mereka begitu melekat pada teknologi yang terus berkembang mengikuti zaman. Untuk itu, para seminaris keuskupan Sibolga mengharapkan agar para pembina dan pemerhati seminaris mencari solusi mengatasi kasus semacam ini.